"Kenapa sih masyarakat yang disuruh berburu tikus? Tidak etis. Itu akal-akalan kampanye," kata Ketua Fraksi Partai Gerindra Abdul Ghoni saat berbincang, Rabu (19/10/2016).
Ghoni juga merupakan anggota Komisi D DPRD DKI yang membidangi pekerjaan terkait kebersihan dan pengelolaan lingkungan hidup. Menurutnya, kebijakan Pemprov DKI perlu hati-hati di suasana Pilgub DKI 2017 ini.
"Ini menurut saya yang enggak ada malah diada-adain. Ini kan karena sebentar lagi ada pengambilan nomor urut pasangan calon pada 25 Oktober nanti," sorot Ghoni.
Dia mempertanyakan kenapa baru sekarang ada rencana program perburuan tikus. Padahal banyak tikus-tikus berkeliaran di Jakarta.
"Baik yang berdasi maupun tidak berdasi. Yang mau dihargai itu tangkapan tikus berdasi atau yang tidak berdasi?" kata Ghoni berkelakar.
Dia menyarankan agar tikus-tikus itu diracun saja oleh petugas kebersihan di tiap-tiap kelurahan di Jakarta. Tentu banyak ahli hewan yang bisa tahu obat efektif pembasmi tikus. Tak perlu menyuruh masyarakat untuk membasmi tikus dengan imbalan Rp 20 ribu per ekor tikus.
"Jangan jadi ajang kampanye lah," tutupnya.
Gubernur Ahok, yang kini bakal calon gubernur juga, menyatakan ini bukan kampanye. Perburuan tikus adalah murni upaya Pemprov DKI untuk menjaga lingkungan.
"Masa buat kampanye? Buat ngusir tikus," kata Ahok di Gedung Balai Kota hari ini.
No comments:
Post a Comment