Thursday, October 20, 2016

Balas Puisi Fadli Zon, Eva Sundari: Raisopopo Mung Kerjo


MAIN POKER ONLINE KLIK DISINIPolitisi PDIP Eva Kusuma Sundari membuat puisi untuk 2 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Puisi berjudul 'Raisopopo Mung Kerjo' yang dirakit Eva di kantor DPP PDIP pada Rabu (19/10/2016) malam kemarin itu untuk 'membalas' sajak Fadli Zon. 

Menurut Eva 'serangan' bahwa Jokowi-JK hanya bisa memberi sejuta janji tanpa kenyataan harus dijawab dengan kerja. Dengan bekerja, Jokowi-JK bisa menumbuhkan harapan di tanah Papua, antar provinsi di Pulau Sumatera saling terhubung. 


Tanpa bermain kata-kata, Jokowi-JK berhasil mewujudkan masyarakat Indonesia di bagian timur untuk mengejar keterpisahan. Nelayan-nelayan Indonesia yang sempat terpinggirkan, kini kembali menjadi penguasa. 

"Indonesia Timur tumbuh mengejar keterpisahan. Nelayan juga kembali menjadi penguasa samudera," kata Eva.

Eva pun meminta pengkritik pemerintahan Jokowi-JK menggunakan data valid saat ingin mengkritik. Dari data yang dia miliki, pemerintahan Jokowi-JK cukup bagus di 2 tahun usianya ini. "Dua tahun Jokowi-JK apresiasi masyarakat cukup signifikan meski dapat tekanan fiskal. Kita ada terobosan tax amnesty tersukses di dunia yang mendapat apresiasi IMF," tambah Eva yang juga Sekretaris Badan Latihan Pusat DPP PDIP itu. 



Berikut ini puisi balasan Eva untuk Fadli Zon. 


Raisopopo mung Kerjo


Katamu
Sejuta harapan
mimpi tanpa kenyataan
dendam yang harus terus ditabuhkan

Hanya bisa kujawab dengan Kerja 
Aku memilih kerja 
daripada bermain kata 

Masih 2 tahun, kuhanya bisa 
mengajak rakyat bekerja

Sehingga 

Papua dalam benderang dan 
kemudahan
Sumatra saling terhubung dan 
tersambung

Indonesia Timur tumbuh mengejar 
keterpisahan 
Nelayan kembali menjadi penguasa 
samudra

Petani mensyukuri berkah bumi yang 
memberi panen raya
Kesejahteraan tidak dirampok inflasi 
Pariwisata, rupiah, neraca kompak 
menjadi perkasa 

Kuakan lanjut bekerja sehingga
Sabang sama rasa dengan Merauke;
Muslim, Nasrani, Hindu, Budha, 
Konghucu, penghayat tenang berdoa 
untuk menyudahi sulutan kebencian 
atas persatuan dalam keberagaman


Aku mung bisa kerjo

Maka,
tetaplah lantang bicara 
Tapi sebaiknya dengan mata terbuka
Sehingga katamu bersambung fakta 

Buka pula telinga 
Sehingga katamu
Bersambung suara gebrakan 
perubahan 
bukan suara fatamorgana yang kau 
ciptakan

Bukan pula dari keinginan atas 
kegagalan yang kau bunyikan

Monggo makaryo.. 




No comments:

Post a Comment