Secara teori, beberapa sumber protein yang bisa dikonsumsi untuk anak-anak di antaranya adalah telur, alpukat, daging ayam, kacang, dan ikan.
Menurut dr Badriul Hegar, PhD, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, asalkan anak tidak ada gejala alergi tertentu terhadap protein, maka semua jenis sumber protein memiliki kebaikan yang sama. Perbedaan sumber protein bisa diberikan hanya pada anak yang memang punya bakat alergi, baik ringan maupun berat.
Bukan sumber, hal lain yang jauh lebih penting jika ingin memberikan protein pada anak adalah memerhatikan kuantitas dan kualitasnya. Jika jumlahnya kurang atau kualitasnya rendah, maka pemenuhan protein bisa terhambat dan tumbuh kembang anak pun terpengaruh.
"Setelah anak berusia satu tahun, pemenuhan protein, lemak dan karbohidrat anak sudah sama seperti orang tuanya, tapi dibedakan jumlahnya saja. Selain itu juga kualitasnya diperhatikan. Tidak perlu pilih-pilih, kasih ayam, telur, susu tidak apa-apa, tapi begitu anaknya ada alergi, baru diberikan jenis protein lain," imbuh dr Hegar.
Jenis protein yang dimaksud oleh dr Hegar misalnya produk protein hidrolisat ekstensif dari susu khusus alergi. Biasanya diberikan pada anak yang memiliki alergi ringan dengan gejala seperti dermatitis atopik atau pilek. Jika anak sudah memiliki alergi berat dengan gejala seperti diare berdarah atau tubuh bengkak-bengkak, maka baru boleh diberikan asam amino dari susu khusus juga.
"Tapi kalau anaknya normal, tidak ada alergi apa-apa, ya boleh diberikan protein apa saja, semuanya baik untuk kesehatan asal kualitas dan kuantitasnya sesuai," terang dr Hegar.
No comments:
Post a Comment